Senin, 11 Januari 2010

Sabda Cinta


lizinkan aku mengusap embun di taman alam ,
sambil kudaki pelantaran terjal,
meraih cinta yang tak kunjung datang oleh sebab
ruku', atau Sujud yang kosong selalu memaknai datangnya hari untuk memaknai
kekuatan :"Cinta"
aku bukan " Khahlil Gibran " yang mampu merangkai kata-indah untuk semerbak esok hari,
aku juga bukan Pujangga yang setiap saat membuat malam menjadi indah tanpa bulan.
aku mau merangkai cinta dengan semangat tanpa bintang pun dunia ini akan lengkap,
meski kau adalah angan dalam pikiran,
atau harapan yang mati sebelum hari berganti,
lewat senandung yang belum rampung tertulis
disebabkan tinta tidak mau melekat pada kertas putih selebar telapak tangan,
melalui malam yang belum sempat mengirim rindu karena gerimis mengusik mentari,
untuk awan yang belum sempat bergumpal karena badai,
cinta ini ingin ku tulis dengan batasan dan isyarat Tuhan,

seberapa panas matahari membakar saat tubuh berada di gurun pasir tanpa makhluk?
seberapa tajam amunisi membidik jasad di kesunyian,
sepanas dan setajam itu perasaan yang ku pahat di atas bahtera hati mu.
ini adalah sabda Cinta yang ku tulis ditengah galau,
saat kau mengatakan tidak pada Cinta hina seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar