empat puluh malam kau ku tunggu,
hadir mu cuma bayang,
jiwa ini sudah bosan menanti,
padahal sudah lama aku tak melihat wajahmu.
disini aku sendiri menanti mu sambil merajut awan biru.
aku mengerti hidup ini ya RAb, namun aku tak mengerti kenapa rasa ini membuat aku menjadi budak yang lebih hina dari perampas perhiasan Syurga. Tatkala dia berbicara dengan isyarat cinta nya, aku luluh, dia seperti mengajarkan aku untuk terus merindukan nya, meski esok belum pasti akan tiba,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar